Ektrakurikuler

Kajian Kitab Kuning (MA Mafatihul Huda)

Bimbingan Baca Kitab Kuning

Salah satu upaya yang dilaksanakan adalah pembinaan keagamaan yang rutin dilaksanakan MA Mafatihul Huda setiap satu minggu sekali pada jam-jam yang sudah dijadwalkan. Salah satu contohnya adalah pembinaan keagamaan membaca kitab kuning. Para siswa selain mendengarkan petuah dan nasihat yang disampaikan oleh Ustadzah dari kitab tersebut, para siswa juga turut mengartikan (memaknai) di kitab kuning tersebut dengan tulisan pegon maupun bahasa Indonesia. Diharapkan dengan kegiatan ini para siswa dapat meneladani tutur kata, sifat dan sikap Nabi Muhammad SAW. Begitu juga dengan belajar kitab kuning ini mengandung hal hal yang sangat diperlukan yang akan datang oleh kaum muslimin dalam hidup bermasyarakat sesuai dengan tuntunan Rosulullah Muhammad SAW.

Tujuan dari kegiatan ini adalah :

a. Memperkenalkan peserta didik terhadap kitab-kitab kontemporer

b. Menggali pengetahuan agama dan buku kontemporer

c. Sebagai respon terhadap Himbauan Pemerintah tentang siswa yang religius khususnya dalam Membaca Kitab Kuning.

Pembina Bimbingan Baca Kitab Kuning ADABUL ALIM WAL MUTA’ALIM

IBU LAILATUL MAGHFIROH, S.Pd

Kitab Adab Al-‘Alim wal Muta’allim (etika orang berilmu dan pencari ilmu) merupakan salah satu dari kitab Kiai Hasyim Asy’ari yang terdapat dalam Irsyadus Syari. Pembahasan dalam kitab ini setidaknya bisa diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) bagian. Bagian pertama membahas tentang keutamaan ilmu, keutamaan belajar, dan mengajarkannya. Bagian kedua membahas tentang etika seorang dalam tahap pencarian ilmu. Bagian ketiga membahas tentang etika seseorang ketika sudah menjadi alim atau dinyatakan lulus dari lembaga pendidikan.   Secara lebih terperinci dapat dijelaskan bahwa dalam kitab ini terdapat 8 (delapan) bab atau pembahasan, ditambah dengan satu lagi khutbah kitab (pendahuluan). Bab pertama membahas tentang keutamaan ilmu, keutamaan belajar, dan keutamaan mengajar. Dalam bab ini terdapat satu pasal yang menekankan bahwa keutamaan-keutamaan tersebut dikhususkan kepada para ulama yang benar-benar mengamalkan ilmunya. Bab kedua menjelaskan mengenai 10 (sepuluh) etika seorang murid terhadap dirinya sendiri.   Bab ketiga membicarakan tentang 12 (dua belas) etika seorang murid terhadap gurunya. Bab keempat membicarakan tentang 13 (tiga belas) etika yang harus dipegangi seorang murid dalam kaitannya dengan mata pelajaran yang sedang dipelajari. Bab kelima membahas tentang 20 (dua puluh) etika seorang alim (lulus belajar) terhadap dirinya sendiri. Bab keenam adab seorang alim (lulus belajar) dalam kaitannya dengan bidang ilmu yang sudah ia kuasai dan ajarkan. Bab ketujuh membahas tentang etika seorang alim (lulus belajar) dalam kaitannya dengan murid yang dia mengajarnya. Dan bab kedelapan membahas tentang etika seorang alim terhadap buku pelajaran yang diajarkan.

Sumber: https://nu.or.id/pustaka/menengok-isi-kitab-adab-al-alim-wal-muta-allim-karya-kh-hasyim-asy-ari-nT3ot